Berhenti Mengeluh

Di kampus UPI kampus Serang akan diselenggarakan Diklat Calon Pengurus Pramuka, lumayan banyak  acara itu, yang biasa disingkat dengan DCPP. Termasuk aku sendiri juga mengikuti acara tersebut. Saat aku sedang membaca buku di perpustakaan, teman ku tiba – tiba saja mengeluh tanpa sebab.
“Aduuhh,, aku belum mencatat perlengkapan apa saja yang harus dibawa nanti, mana belum persiapan apa – apa”. Keluhnya.
Aku hanya melihat ke arahnya sebentar lalu kembali membaca buku tadi.
“Kamu pasti udah beres ya? Menyiapkan perlengkapan untuk nanti?”, Tanya nya kembali.
Aku hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, dan menjawab pelan, “Belum,”
“Terus kapan kamu akan mempersiapkan perlengkapan?”
“Santai saja Fey, jangan panik, perlengkapan nya kan masih ada di sekeliling kita, kamu itu kebiasaan, kalau ada apa – apa langsung panik” ucapku.
“iya memang, tapi kan belum tentu aku punya semua, mana belum mempelajari tentang ke pramukaan, mana belum mencari kesana kemari untuk perlengkapan, mana belum ngerjain tugas tentang ke pramukaan, mana belum mencari kesana kemari untuk perlengkapan, mana belum ngerjain tugas yang di berikan Dosen. Ahhh pusing!” keluhnya terus menerus.
“ckckck,” aku pun akhirnya menutup buku yang sedang aku baca, dan berdiri, menarik tangan Fey, mendorong tubuhnya agar duduk di kursi, karena selama dia mengeluarkan segala keluhannya dia berdiri saja.
“kamu duduk dulu, tarik nafas, keluarkan, dan berhenti mengeluh, karena dengan mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah, kecuali dengan keluhan itu, perlengkapan yang harus kamu lengkapi dalam sekejap mata langsung lengkap!” lanjutku.
“hufhhh,,, tapi nanti kita lengkapi bareng – bareng ya?” ucapnya.
“iya,, iya,, makanya santai aja dulu, jangan dulu banyak mengeluh,”
“duhh,, nanti jalan kaki yah dari kampus sampai bumi perkemahan,” ungkapnya.
“iya kenapa? Mau mengeluh lagi?”
“bukan, bukan,! Aku hanya memastikan saja, kalau kaki ku akan kuat berjalan sampai tujuan” ucapnya.
“that’s right, aku suka dengan ucapan mu tadi, semangat dan tidak mengeluh lagi”ucapku.
“kan aku juga tidak selamanya harus mengeluh, hehehe”
“kita disini sama – sama berjuang demi mengembangkan keterampilan kita dan juga untuk bekal kita kelak jika sudah terjun di sekolah dan masyarakat. Ini sangat penting sekali”, ucapku.
“iya jelas itu, aku sependapat denganmu.”. ucapnya.
“saying nya kita tidak satu kelompok yah, andai saja kita satu kelompok”
“hey, kita kan tidak akan selamanya bersama, kita juga tidak baik jika hanya bergaul dengan orang itu – itu saja, dan kita tidak selamanya menjadi teman, kita juga pasti akan menjadi lawan, agar kita saling mengetahui bagaimana sikap kita, cara kita menghadapi masalah jika diantara kita sedang ada masalah, kita dapat saling belajar menghargai, memahami satu sama lain.” Ungkap ku.
“iya betul, kalau begitu, selamat bekerja sama, selamat bersaing dalam kebaikan, semangat untuk mencapai kesuksesan bersama. Dan nanti setelah acara selesai, kita harus saling share apa yang kita alami dan rasakan selama acara tersebut, bagaimana? Apa kamu setuju ?” ucapnya.
“oke, Deal!” ucapku setuju. Dan kita saling berjabat tangan.


(tunggu cerita selanjutnya, minggu depan, setelah acara DCPP selesai). 
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar