Bukan Sembarang Pahlawan

BUKAN SEMBARANG PAHLAWAN
Elmi Hanjar Bait

Setiap Desember, persisnya tanggal 22, Dunia memperingati Hari Ibu. Hari ibu merupakan perayaan yang kemudian dianggap penting bagi semua anak di dunia, begitu pula halnya kita anak Indonesia. Anak yang kelak menjadi seseorang yang sukses adalah yang bisa berbakti pada kedua orangtuanya terutama Ibunya.

Bulan November lalu, Indonesia juga merayakan hari pahlawan. Di Indonesia para pahlawan biasanya digambarkan sebagai sosok yang tak banyak berkata-kata, tapi terus berbuat dan berjuang. Nah, pada 22 Desember ini juga, sebetulnya kita juga merayakan harinya seorang pahlawan, tapi ini pahlawan yang berbeda. Ya berbeda, karena yang satu ini adalah pahlawan bersosok yang banyak kata alias bawel alias suka marah-marah dan runyem aja lah kalau ia sedang tidak bersahabat dengan kita. Tapi ia juga bersosok terus berbuat, bersabar untuk membesarkan anak-anaknya. Pahlawan ini ialah Ibu. Mereka siap mengorbankan kepentingan pribadinya, mengorbankan harta benda. Bahkan siap mengorbankan diri, dari kehilangan anggota tubuhnya bahkan kehilangan nyawa sekalipun. Itu sudah terbukti dengan nyata, bahkan sebelum anaknya melihat dunia ini, ia sudah berkorban waktu dan tenaganya untuk menjaga rahimnya agar anaknya nanti lahir dengan sempurna, kemudian ketika anaknya hendak lahir, cucuran keringat dan nyawa harus ia pertaruhkan.

Pahlawan melebihi pahlawan, Ibu berjiwa pahlawan bagi kita semua. Namun ibu tidak pernah membayangkan anaknya kelak akan seperti apa, yang ada dalam hati dan jiwanya hanyalah membesarkan anak-anaknya dengan baik dan mendoakan anaknya menjadi anak yang baik. Mereka tak pernah ragu membiayai anaknya sekolah, mereka rela berhutang untuk kebutuhan anaknya, tak peduli resiko apapun. Begitulah sungguh jiwa pahlawan sejati. Hanya persoalan nya sekarang sudahkah kita mengoptimalkan diri kita untuk membahagiakan nya? Untuk berbakti kepada nya? Benar-benar menyayanginya? Atau jangan-jangan kita hanya mencintai, merindukan ibu kita atau bahkan baru ingat Ibu kita disaat hari ini saja? Semua berlomba-lomba mengucapkan kata-kata sampai berbuih, kemunafikan berbalut kata-kata Indah, kebohongan berkedok kebenaran, kata apa pun yang kita lontarkan kepada Ibu menjadi Klise? Entahlah, Biar hati kita lah yang berbicara menjawab semua pertanyaan tadi.

Kebaktian kita terhadap Ibu mungkinlah masih dipertanyakan, tapi setidaknya hari Ibu menjadikan kita berfikir dan mengingat kesabaran, kasih sayang dan pengorbanan seorang Ibu. Berbaktilah dengan kesungguhan hati kita, meski takkan pernah terbalas kasih sayang seorang Ibu itu, tapi banggakanlah Ibu kita dengan cara kita berusaha untuk berbakti kepadanya. Dan terutama semoga kita dapat menciptakan hari Ibu disetiap hari yang tersisa yang dimiliki Ibu atau kita. Ataupun bagi kalian yang telah ditinggal pergi Ibu menghadap Nya, tetaplah berusaha berbakti dan menjadi seorang yang baik, niscaya Ibu mu selalu ada disampingmu. Doa’kanlah mereka.


Selamat Hari Ibu....
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar