Semoga Tidak Kamu Lagi
Karya: Zarry Hendrik
Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia
Melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu
Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk
Supaya aku dapat melihat
Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan
Sehingga doa dapat melahirkan semangat
Dan kemudian buatku bangkit
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu
Ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku
Dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku
Itu karena aku mampu terima kamu apa adanya
Aku meminta ampun kepada Tuhan
Sebab aku pernah berharap kalau suatu saat
Ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu
Aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin
Aku harus menjadi paku
Sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat
Sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas
Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia
Melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu
Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar
Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk
Supaya aku dapat melihat
Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan
Sehingga doa dapat melahirkan semangat
Dan kemudian buatku bangkit
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu
Ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku
Dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku
Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku
Itu karena aku mampu terima kamu apa adanya
Aku meminta ampun kepada Tuhan
Sebab aku pernah berharap kalau suatu saat
Ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu
Aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi
Sebab hidup jadi terasa bagaikan dinding yang dingin
Aku harus menjadi paku
Sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya
Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat
Sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas
Kalian juga dapat mendownload file .mp3, pembacaan puisi tersebut disini.
Pembacaan oleh: Elmi Hanjar Bait
0 komentar:
Posting Komentar