Undakan Tangga Pembeda, Perusak Organisasi
Oleh: Elmi Hanjar Bait
Tidak banyak Organisasi yang hancur bukan karena orang lain,
melainkan karena orang didalamnya sendiri...
Organisasi. Secara umum dapat kita artikan bahwa organisasi adalah sekumpulan orang yang melakukan aktivitas tertentu dengan bekerja sama untuk mencapai ide-ide bersama. Sekumpulan orang dalam konteks organisasi berarti ada pengurus dan anggota. Pengurus ialah yang mengurus, memikirkan, dan memberikan pelayanan dalam upaya peningkatan kualitas para anggota. Pengurus melakukan aktivitas untuk anggota dan sesuai kebutuhan anggota. Pengurus juga sering dikatakan sebagai inti organisasi yang menjadi nafas dan motor penggerak organisasi, keberadaannya dikatakan sangat vital karena jika tidak adanya pengurus maka organisasi tidak akan berjalan.
Meski demikian, harus kita sadari bersama, porsi seseorang dalam organisasi tidak ada bedanya. Entah dia menjadi ketua, sekertaris, bendahara, kabid, atau anggota sekalipun semuanya adalah inti penggerak organisasi. Organisasi diibaratkan anggota tubuh manusia, ketua adalah kepala, sekertaris adalah tangan dan anggota adalah semuanya. Tentu akan dikatakan tidak normal jika ada anggota tubuh manusia yang tidak ada, misal ada sepotong jari yang hilang, kaki yang pincang atau bentuk kekurangan lainnya. Sama halnya dengan organisasi, tentu setiap pengurus adalah berharga, bahkan sangat amat berharga sekali.
Sedangkan anggota berarti orang yang memiliki organisasi dan mempercayakannya kepada pengurus. Anggota adalah pemilik sekaligus pelaksana, karena apa? perlu digaris bawahi bahwa Pengurus adalah bagian dari anggota, pengurus adalah anggota yang diberi tugas untuk menjadi pengurus. Anggota memiliki hak untuk dilayani dan pengurus berkewajiban melayani. Tapi anggota juga berkewajiban untuk mematuhi dan mendukung sepenuhnya apa-apa yang menjadi kebijakan pengurus organisasi. Selain itu anggota memiliki hak juga untuk mengingatkan ketika kebijakan pengurus yang ternyata tidak bijak. Tentu dengan cara-cara yang baik.
Teori tetaplah teori, mungkin akan terlalu idealis jika kita sangat menuntut sama seperti prinsip-prinsip yang tertulis diatas. Akan tetapi jika kita melihat realitasnya yang terjadi masih jauh dari kata cukup baik, cukup sesuai dengan prinsip yang seharusnya, Apa lantas itu dikatakan baik?
Ketika realitas berkata lain: ketika sebuah organisasi yang didalamnya ada skat-skat pembatas, ada undakan-undakan pembeda antara pengurus dan anggota, lantas prinsip apa yang dijalankan oleh organisasi tersebut. Ketika pengurus lebih didominankan sedangkan anggota terlupakan bahkan dipinggirkan, apa yang mereka urus sebetulnya jika memang tidak adanya anggota didalam organisasinya itu. Kemudian tujuan apa yang hendak ditempuh organisasi dalam meningkatkan kualitas anggota organisasi jika ternyata pengurus adalah pemeran utamanaya, pelaksana utamanya, pengisi semua segala bentuk aktivitas organisasi itu.
Benarkan? Benar tidak? Coba kalian pikirkan? sebetulnya banyak dari kita yang tahu akan hal ini, namun banyak yang pura-pura tidak tahu dan menutup mata saja mengenai hal ini. Namun jika saya sedikit menengok organisasi-organisasi mahasiswa dikampus kita sepertinya tidak ada yang seperti itu, semua pasti saling menghargai dan saling menganggap penting peranan semua orang yang berada dalam organisasinya.
Tidak ada kata perbedaan pengurus dan anggota, tidak ada kebijakan yang keluar hanya dari pihak-pihak pimpinannya saja, tidak ada komunikasi yang hanya untuk pengurusnya saja, tidak ada pencolokkan bahwa ini adalah pengurus bahwa ini anggota dan semua saling merasa sama. Jika undakan tangga tidak ada dalam organisasi tentu organisasi tersebut akan terus brjalan dengan baik, namun jika kita mencoba membuat undakan tangga dalam organisasi maka tinggal tunggu sajalah organisasi itu lenyap meski tanpa dilenyapkan orang lain, karena akan lenyap dengan sendirinya oleh tangan-tangan orang didalam organisasi itu.
0 komentar:
Posting Komentar