Surat Cinta Untuk Penghipnotis Hati

Surat Cinta Untuk Penghipnotis Hati
Artikel Kiriman: Kategori Cerpen

Surat Cinta Untuk Penghipnotis Hati
Yulia Anggraeni, itulah namaku. Tapi, temanku lebih suka memanggil namaku dengan sebutan Lili. Aku baru berumur 18 tahun dan aku baru saja resmi lulus dari Sekolah Menengah Atas. Kini, aku melanjutkan kesalah satu perguruan tinggi negeri disebuah kota, ya, kota yang bagiku kota kenangan, karena kota inilah kisah awal ku bermula. Ini adalah kota Serang. Mungkin memang, kota Serang merupakan kota yang panas, jauh lebih panas dari kota asalku. Tapi, panasnya kota Serang, tak sepanas kisah asmaraku, asmara dengan salah satu kakak tingkat di kampusku, bisa dibilang inilah suka pada pandangan pertama.
Ini berawal dari MOKA-KU (Masa Orientasi Kampus dan Kuliah Umum). Bahkan sebelum MOKA-KU dimulai, aku sempat berhubungan melalui bbm, ya, siapa sih sekarang yang tak kenal pesan instant yang kini hadir disemua smartphone? Bahkan, anak Sekolah Dasar pun sudah mengenalnya, mungkin hanya anak TK atau PAUD yang belum memegang atau memainkan aplikasi ini.
Aku berpura-pura sok kenal sok dekat dengan semua kakak tingkat yang ada di kontak bbmku dengan maksud agar aku tak kesulitan jika menghadapi sesuatu yang berhubungan dengan tugas-tugas MOKA-KU ataupun tugas kuliah lainnya. Jujur saja, sok kenal sok dekat bukanlah sifatku. Aku paling benci dengan sifat itu, pandanganku, sifat itu terlalu terlihat norak dan sok keakraban. Maklum, aku dikenal orang dengan sifat jutek, sinis, terlalu polos, dan tak suka basa-basi. Ya, itulah aku, bagaimanapun sifatku, aku bahagia dengan itu semua.
"assalamualaikum kakak, kakak boleh tanya ga, kalau boleh tau MOKA-KU itu apa? Sama tidak dengan MOS sewaktu SMA?" tanya ku pada dia, dia yang pada awalnya, aku biasa saja melihatnya, tak ada rasa special apapun.
"waalaikumsalam, beda lah dek, disini MOKA-KU lebih pengenalan pada kampus, terkhusus kampus yang di Serang, tapi dijamin seru kok dek." Jawabnya singkat, yang membuat aku sudah tidak tertarik untuk membalas pesan selanjutnya.
***

Ini hari pertama aku merantau meninggalkan kampung halamanku untuk waktu yang cukup lama, dan tentu saja hari pertama aku diantar oleh kedua orang tuaku. Menunggu 6 jam dari kota kelahiranku, aku sampai di kota Serang, kota yang awalnya aku anggap sangat tidak menyenangkan, polusi dimana-mana, panas, dan hal-hal jelek yang melintas diotakku aku luapkan saja. Ini tak seperti perkiraanku. Aku fikir, kota Serang seperti Bandung, udara dingin dimana-mana, pemandangan yang enak dilihat, dan semua itu sirna ketika aku melihat kenyataannya. Ditambah lagi, suasana dan keadaan kampus yang jujur, ingin sekali aku menjerit dan air mata ku tak tertahankan lagi. Sempat dalam hati aku bertanya "inikah pilihanku? Inikah kampus idamanku? Aku harus bertahan disini selama 4 tahun?" sungguh, kenyataan yang mebuat aku harus menelan ludah dalam-dalam. Namun, kedua orang tuaku memotivasiku, ini sudah takdir, Allah memberikan ini karena ini pasti yang terbaik untukku.
***

Sabtu, 21 September 2013, pertama kali aku menginjakkan kaki ke sebuah kampus, kampus yang akan menjadi tempatku menuntut ilmu selama 4 tahun kedepan. Ya, karena ada acara Teknical Meeting, aku pun harus berangkat pagi-pagi untuk mendapatkan tempat duduk paling depan. Setelah acara dimulai, aku mendengarkan baik-baik kakak tingkat yang sedang berbicara di depan, aku memperhatikan satu per satu wajah mereka, dan yang terlintas dibenakku adalah "mereka wanita-wanita yang kebanyakan memakai jilbab panjang, mungkinkah disini diwajibkan seperti itu? Atau perguruan tinggi disini sudah beralih menjadi perguruan tinggi Islam? Ntahlah, aku juga tak tau, yang aku tau hanya penasaran". Satu orang yang membuat aku terpukau, yaitu kakak tingkat laki-laki yang mirip sekali dengan artis idolaku, yaitu Fauzan Nasrul. Ntah siapa nama asli kakak itu, aku belum mengenal namanya, namun jujur awal aku melihatnya, aku terpesona, terpesona karena dia mirip artis idolaku, apakah mungkin dia kembarannya? Atau kloningnya? Dan, ternyata dia adalah Fadliansyah, kakak tingkat semester 3, sayangnya, dia sudah mempunyai pacar, ya, si teteh cantik nan imut, Estiyani. Namun, jika difikir mereka cocok, cantik dan ganteng.
Sudah satu jam berlalu, aku tengok kanan kiri, mencari keberadaan 2 orang namun tak kunjung aku temui. Ya, dia adalah seseorang yang pernah aku kirimkan pesan instant, dan satu lagi adalah orang yang satu daerah denganku, namun dia setahun lebih tua dariku, ia adalah Saifuddin. Dia berasala dari kota yang tak jauh dari tempat kelahiranku, kota yang menempuh waktu satu sampai dua jam dari desaku. Dan yang pertama aku kirimkan pesan instant adalah Aminudin, orang yang dari awal ingin sekali aku melihat wajahnya secara langsung.
Acara Tecnikal Meeting pun selesai, dan dengan rasa kecewa, aku kembali ke kosan karena orang yang ingin aku temui tidak kunjung muncul dihadapanku. Mungkin mereka muncul, hanya saja aku yang belum hafal dengan wajah-wajahnya.
***

Selasa, 24 September 2013, hari pertama dimana aku menjalani MOKA-KU, hari yang sangat menyebalkan bagiku. Aku berdandan seperti ondel-ondel, di dada bergantung papan nama, di kepala memakai pot bunga yang dijadikan topi dan dihiasi dengan segala rupa tali rafia. Sungguh, buat aku itu hari yang paling menyebalkan. Namun, hari menyebalkan itu berubah, ketika mahasiswa baru berkumpul di aula untuk mendapatkan materi, dan seseorang datang untuk mengatur barisan kami. Itu awal dimana mataku tertuju padanya, dimana hati ini mulai berdetak tak menentu, tapi, saat mataku ini terpanah olehnya, aku tak pernah tau siapa nama kakak tingkat itu, memang wajahnya sangat tidak asing bagiku, seperti aku pernah melihatnya, ntahlah, aku tidak pernah tau namanya sampai MOKA-KU hari pertama usai.
Pukul hampir menunjukkan 17.00 WIB, aku kembali ke kosan dengan muka yang cukup menggambarkan bahwa aku sangat lelah. Namun, kelelahn itu sedikit hilang ketika aku melihat blackberry dan mengetik nama, Aminudin, aku lihat photo yang dia pasang, kemudian dengan sedikit keraguan aku mengirim pesan berbasi-basi kepadanya.
"itu foto bertiga siapa aja kak? Kakak yang mana?" tanyaku sedikit berbasa-basi
"itu temen-temen kakak, kakak yang ditengah?"
"oh yang itu. Oh iya, tadi kakak kok ga keliatan sih, padahal mah ya saya nyariin pengen tau kakak itu yang mana?"
"kakak mah ada kali dek, kakak jadi korlap."
"korlap apaan ya kak?" tanyaku dengan ekspresi bingung
"koordinasi lapangan."
"terus itu apaan?"
"ya kayak gitu lah, susah dijelasin juga."
"jadi intinya kakak itu yang mana"
"liat aja besok, nanti kamu juga tau"
Dengan rasa penasaran, aku tidak membalas pesannya lagi, dan tidak sabar untuk menunggu hari esok.
***

Rabu, 25 September 2013 hari kedua dimana aku mengikuti MOKA-KU, memang, hari ini sedikit beda dari hari kemarin, rasanya hari ini aku lebih bersemangat untuk menjalani semuanya. Ntah apa yang membuat aku bersemangat, yang jelas hari ini sangat beda dengan kemarin.
Seperti biasa, kami mahasiswa baru dikumpulkan di aula untuk mendapatkan materi lagi. Namun sebelum materi dimulai, ada 2 orang kakak tingkat yang menunjukkan aksinya dengan bermain sulap. Awalnya, aku tidak memperhatikannya, karena bagiku tidak menarik bermain seperti itu. Namun ketika salah satu dari mereka memperkenalkan diri, seketika mata ini langsung melihat kearahnya, dan benar, dia adalah Aminudin. Orang yang selama ini aku kirimi pesan instant dan orang yang kemarin membuat mataku ini menuju padanya. Yang tidak pernah terfikirkan olehku adalah ketika aku tau dia bisa hipnotis, bermain angka dan pintar matematika yang membuat hati ini berdetak kencang, mungkin suka atau kagum bahkan cintakah pada pandangan pertama? Tapi, memang benar ini yang aku rasa, rasa yang awalnya jujur biasa saja, dan seketika melihat, mata dan hati ini tak sanggup berucap.
Awalnya melihat namamu
Bagiku biasa saja ...
Ku fikir ....
Kamu bukan kriteria
Itu awal penilaianku ...
Namun ....
Mata ini berkata lain,
Ketika mata ini menatap
Menatap sepasang bola mata dikejauhan sana ...
Seolah dia memberi sinyal untuk mendetakkan hati ini
Kamu ...
Kamu bukan saja mampu menghipnotis semua orang
Tapi kamu telah mampu menghipnotis kedua mata ini
Bahkan hati ini....
hati yang ingin selalu menyimpan namamu
mata yang ingin selalu memandangmu
dan bibir yang selalu ingin mengucap namamu



Kiriman dari bintang senja

*Atikel Kiriman; Bentuk dan Isi adalah tanggung jawab penulis.
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar